PENGARANG : Suranto
Latar belakang dan masalah :
Semakin banyaknya perusahaan
yang menawarkan produk dan jasa, maka
konsumen memiliki pilihan yang semakin
banyak, dengan demikian kekuatan
tawar-menawar konsumen semakin besar.
Oleh karena itu, perusahaan seharusnya
mengetahui apa kebutuhan dan keinginan
konsumen, kemudian berusaha untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan
tersebut. Hasil pemasaran suatu
perusahaan dapat dijadikan sebagai salah
satu alat untuk mengetahui maju dan
mundurnya perusahaan. Harapan
pelanggan diyakini mempunyai peranan
yang besar dalam menentukan kualitas
produk (barang dan jasa) dan kepuasan
pelangganDalam mengevaluasinya,
pelanggan akan menggunakan
Responden yang digunakan dalam
penelitian ini adalah konsumen yang telah
berbelanja di PT. Gudang Rabat Alfa
Retailindo dengan jumlah responden
sebanyak 150 orang. Data yang
digunakan adalah kuisioner tentang
preferensi dan perilaku kebutuhan
konsumen. Pengolahan data
menggunakan software SPSS 10.0.
Penelitian terbatas pada masalah layout,
kelengkapan barang, harga, AC (Air
Conditioner), pendapatan pembeli, usia
pembeli, pelayanan karyawan, pelayanan
kasir, promosi, dan image.
Tujuan Penelitian :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku sering beli dan jarang beli
pada konsumen, mengetahui variabel bebas yang membedakan perilaku konsumen. Penelitian
ini melakukan pengujian dengan model diskriminan, mampu atau tidak melakukan klasifikasi
responden dengan tepat. Manfaat penelitian ini memberikan informasi tentang kebutuhan yang
diharapkan oleh konsumen, kepada PT. Gudang Rabat Alfa Retailindo Solo dalam mengambil
kebijakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga dapat memahami peluang
pemasaran yang efektif.
Metode Penelitian :
Obyek penelitian dalam
penyusunan penelitian ini adalah PT.
Gudang Rabat Alfa Retailindo Solo di
jalan Ahmad Yani No. 234 Pabelan,
Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini
meliputi:
1. Data primer, merupakan data yang
diperoleh dari sumber pertama, baik
individu atau perseorangan. Dalam
penelitian ini, berbentuk hasil
pengisian kuisioner oleh responden.
2. Data sekunder, merupakan data
primer yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan dalam bentuk tabeltabel
atau diagram-diagram.
Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data
penelitian ini menggunakan wawancara,
kuisioner (angket), studi pustaka, dan
dokumentasi.
Teknik Pengolahan Data dan Analisa
Data
1. Penentuan Sampel.
Untuk mendapatkan sampel yang
representatif dalam penelitian ini
digunakan Stratified Random
Sampling yaitu metode penelitian
sampel dengan membagi populasi ke
dalam kelompok-kelompok yang
homogen (disebut strata), yang
kemudian sampel diambil secara acak
dari tiap strata. Jumlah sampel dapat
di cari dengan rumus berikut : (
Sugiarto, 2001 )
Keterangan :
N = Jumlah sampel minimum.
Z = Nilai distribusi normal.
e = Toleransi normal.
p = Prosentase kuisioner dijawab
benar.
q = Prosentase kuisioner dijawab
salah.
2. Uji Validitas
Validitas adalah tingkat kemampuan
instrumen penelitian untuk
mengungkakan data sesuai dengan
masalah yang hendak diungkapkan.
Dengan kata lain, validitas
menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur itu mengukur apa yang ingin
diukur. Untuk mengetahui validitas
instrumen dalam penelitian ini
menggunakan korelasi product
moment yang rumusnya sebagai
berikut : ( Arikunto, 1998 )
Keterangan :
xy r = Koofisien korelasi product
moment
N = Jumlah sampel
X = Skor pertanyaan
Y = Skor total
3. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas berkaitan
dengan masalah adanya kepercayaan
terhadap alat uji instrumen. Suatu
instrumen dapat memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi jika hasil
dari pengujian tersebut menunjukkan
tetap. Pengujian ini digunakan untuk
menguji keadaan (konsistensi) data
yang diperoleh dengan
memasukkannya ke dalam rumus : (
Singarimbun, 1989)
Keterangan :r = angka reliabilitas seluruh
item
tt r = angka korelasi belahan pertama
dan belahan kedua
4. Analisis diskriminan
Untuk model diskriminan dengan tiga
kelompok, pembagian variabel bebas
tidak seperti kasus dua kelompok,
yakni ‘langsung’ variabel a ke
kelompok 1, variabel b ke kelompok
2 dan seterusnya. Pada kasus tiga
kelompok, seluruh variabel bebas
dilakukan proses reduksi variabel
dahulu, yakni menjadi satu atau
beberapa faktor. Setelah itu, setiap
kelompok (sering, cukup dan jarang)
akan ditentukan lebih cenderung
masuk ke faktor yang mana. Jadi
dasar pembagian adalah faktor dan
bukan variabel bebas yang semula.
Langkah analisis :
a. Memisahkan variabel ke dalam
variabel dependent dan variabel
independent .
b. Analysis Case Processing
Summary, tabel yang menyatakan
bahwa responden (jumlah kasus
atau baris SPSS) semuanya valid
(sah) untuk di proses. Dapat
mengetahui data yang hilang
(missing).
c. Group Statistics, tabel yang
menunjukkan jumlah responden
yang mempunyai perilaku beli
sering , cukup atau jarang.
d. Test of Equality Group Means,
tabel yang menunjukkan apakah
terdapat perbedaan yang
signifikan untuk tiga grup
diskriminan dengan berdasar uji
F.
e. Variable Entered/Removed, tabel
yang menyajikan dari sepuluh
variabel yang dianalisis, variabelmana yang dapat dimasukkan
(entered) dalam persamaan
diskriminan.
f. Variable in The Analysi, tabel
yang berisi rangkaian proses
tahap sebelumnya, mengenai
pemilihan variabel satu persatu
yang dimasukkan ke dalam
model.
g. Variable Not in The Analysis,
tabel ini berisi ‘kebalikan’ dari
tabel sebelumnya, yang memuat
variabel yang akan dikeluarkan
satu per-satu dari model.
h. Eigenvalues, interpretasi dari
pengelompokkan variabel ke
dalam satu atau lebih faktor.
i. Wilk’s Lambda, mengindikasi
perbedaan yang signifikan
(nyata) antara ketiga grup dalam
model diskriminan berdasar
angka Chi-Square.
j. Standardized Canonical
Discriminant Function
Coefficient, menentukan variabel
mana yang akan masuk ke faktor
mana, dasar pemasukan variabel
dilihat pada besar korelasi
kanonikal, dengan korelasi
trbesar masuk ke faktor yang
bersangkutan.
k. Structure Matrix, menunjukkan
variabel yang paling
membedakan perilaku pembeli.
l. Functions At Group Centroid,
tabel ini mengelompokkan ke
tiga grup dalam function 1 atau
function 2
m. Casewise Statistics, tabel yang
berisi rincian tiap kasus,
penempatannya dalam model
diskriminan serta perbandingan
apakah penempatan (predicted)
telah sesuai dengan kenyataan.n. Classification Result,
menunjukkan angka ketepatan
prediksi dari model diskriminan.
Pada umumnya ketepatan di atas
50% di anggap memadai atau
valid.
SIMPULAN
1. Terdapat perbedaan perilaku yang
nyata antara konsumen yang sering
berbelanja dengan mereka yang
jarang berbelanja di PT. Gudang
Rabat Alfa Retailindo.
2. Variabel yang paling membedakan
perilaku kedua kelompok pembeli
tersebut adalah variabel harga dan
AC.
3. Variabel harga merupakan variabel
yang paling membedakan perilaku
konsumen ‘sering beli’ atau ‘jarang
beli’. Sedangkan variabel AC sebagai
pembeda perilaku konsumen
berikutnya.
4. Dari sepuluh variabel, delapan
variabel lainnya (lay out, lengkap,
musik, lampu, pelayanan karyawan,
pelayanan kasir, promosi dan image)
bukanlah variabel yang membedakan
perilaku kedua kelompok. Sikap
konsumen terhadap delapan atribut
tersebut relatif sama, jika kelompok
‘sering beli’ bersikap positif terhadap
lay out, maka kelompok ‘jarang beli’
juga bersikap positif, sehingga faktor
lay out tidak membuat konsumen
berbeda perilaku.
5. Model diskriminan yang ada ternyata
valid dan dapat digunakan, karena
tingkat ketepatannya 60,7% ( >50%)
dan mempunyai cross validation
60,7%.
Semakin banyaknya perusahaan
yang menawarkan produk dan jasa, maka
konsumen memiliki pilihan yang semakin
banyak, dengan demikian kekuatan
tawar-menawar konsumen semakin besar.
Oleh karena itu, perusahaan seharusnya
mengetahui apa kebutuhan dan keinginan
konsumen, kemudian berusaha untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan
tersebut. Hasil pemasaran suatu
perusahaan dapat dijadikan sebagai salah
satu alat untuk mengetahui maju dan
mundurnya perusahaan. Harapan
pelanggan diyakini mempunyai peranan
yang besar dalam menentukan kualitas
produk (barang dan jasa) dan kepuasan
pelangganDalam mengevaluasinya,
pelanggan akan menggunakan
Responden yang digunakan dalam
penelitian ini adalah konsumen yang telah
berbelanja di PT. Gudang Rabat Alfa
Retailindo dengan jumlah responden
sebanyak 150 orang. Data yang
digunakan adalah kuisioner tentang
preferensi dan perilaku kebutuhan
konsumen. Pengolahan data
menggunakan software SPSS 10.0.
Penelitian terbatas pada masalah layout,
kelengkapan barang, harga, AC (Air
Conditioner), pendapatan pembeli, usia
pembeli, pelayanan karyawan, pelayanan
kasir, promosi, dan image.
Tujuan Penelitian :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku sering beli dan jarang beli
pada konsumen, mengetahui variabel bebas yang membedakan perilaku konsumen. Penelitian
ini melakukan pengujian dengan model diskriminan, mampu atau tidak melakukan klasifikasi
responden dengan tepat. Manfaat penelitian ini memberikan informasi tentang kebutuhan yang
diharapkan oleh konsumen, kepada PT. Gudang Rabat Alfa Retailindo Solo dalam mengambil
kebijakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga dapat memahami peluang
pemasaran yang efektif.
Metode Penelitian :
Obyek penelitian dalam
penyusunan penelitian ini adalah PT.
Gudang Rabat Alfa Retailindo Solo di
jalan Ahmad Yani No. 234 Pabelan,
Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini
meliputi:
1. Data primer, merupakan data yang
diperoleh dari sumber pertama, baik
individu atau perseorangan. Dalam
penelitian ini, berbentuk hasil
pengisian kuisioner oleh responden.
2. Data sekunder, merupakan data
primer yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan dalam bentuk tabeltabel
atau diagram-diagram.
Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data
penelitian ini menggunakan wawancara,
kuisioner (angket), studi pustaka, dan
dokumentasi.
Teknik Pengolahan Data dan Analisa
Data
1. Penentuan Sampel.
Untuk mendapatkan sampel yang
representatif dalam penelitian ini
digunakan Stratified Random
Sampling yaitu metode penelitian
sampel dengan membagi populasi ke
dalam kelompok-kelompok yang
homogen (disebut strata), yang
kemudian sampel diambil secara acak
dari tiap strata. Jumlah sampel dapat
di cari dengan rumus berikut : (
Sugiarto, 2001 )
Keterangan :
N = Jumlah sampel minimum.
Z = Nilai distribusi normal.
e = Toleransi normal.
p = Prosentase kuisioner dijawab
benar.
q = Prosentase kuisioner dijawab
salah.
2. Uji Validitas
Validitas adalah tingkat kemampuan
instrumen penelitian untuk
mengungkakan data sesuai dengan
masalah yang hendak diungkapkan.
Dengan kata lain, validitas
menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur itu mengukur apa yang ingin
diukur. Untuk mengetahui validitas
instrumen dalam penelitian ini
menggunakan korelasi product
moment yang rumusnya sebagai
berikut : ( Arikunto, 1998 )
Keterangan :
xy r = Koofisien korelasi product
moment
N = Jumlah sampel
X = Skor pertanyaan
Y = Skor total
3. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas berkaitan
dengan masalah adanya kepercayaan
terhadap alat uji instrumen. Suatu
instrumen dapat memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi jika hasil
dari pengujian tersebut menunjukkan
tetap. Pengujian ini digunakan untuk
menguji keadaan (konsistensi) data
yang diperoleh dengan
memasukkannya ke dalam rumus : (
Singarimbun, 1989)
Keterangan :r = angka reliabilitas seluruh
item
tt r = angka korelasi belahan pertama
dan belahan kedua
4. Analisis diskriminan
Untuk model diskriminan dengan tiga
kelompok, pembagian variabel bebas
tidak seperti kasus dua kelompok,
yakni ‘langsung’ variabel a ke
kelompok 1, variabel b ke kelompok
2 dan seterusnya. Pada kasus tiga
kelompok, seluruh variabel bebas
dilakukan proses reduksi variabel
dahulu, yakni menjadi satu atau
beberapa faktor. Setelah itu, setiap
kelompok (sering, cukup dan jarang)
akan ditentukan lebih cenderung
masuk ke faktor yang mana. Jadi
dasar pembagian adalah faktor dan
bukan variabel bebas yang semula.
Langkah analisis :
a. Memisahkan variabel ke dalam
variabel dependent dan variabel
independent .
b. Analysis Case Processing
Summary, tabel yang menyatakan
bahwa responden (jumlah kasus
atau baris SPSS) semuanya valid
(sah) untuk di proses. Dapat
mengetahui data yang hilang
(missing).
c. Group Statistics, tabel yang
menunjukkan jumlah responden
yang mempunyai perilaku beli
sering , cukup atau jarang.
d. Test of Equality Group Means,
tabel yang menunjukkan apakah
terdapat perbedaan yang
signifikan untuk tiga grup
diskriminan dengan berdasar uji
F.
e. Variable Entered/Removed, tabel
yang menyajikan dari sepuluh
variabel yang dianalisis, variabelmana yang dapat dimasukkan
(entered) dalam persamaan
diskriminan.
f. Variable in The Analysi, tabel
yang berisi rangkaian proses
tahap sebelumnya, mengenai
pemilihan variabel satu persatu
yang dimasukkan ke dalam
model.
g. Variable Not in The Analysis,
tabel ini berisi ‘kebalikan’ dari
tabel sebelumnya, yang memuat
variabel yang akan dikeluarkan
satu per-satu dari model.
h. Eigenvalues, interpretasi dari
pengelompokkan variabel ke
dalam satu atau lebih faktor.
i. Wilk’s Lambda, mengindikasi
perbedaan yang signifikan
(nyata) antara ketiga grup dalam
model diskriminan berdasar
angka Chi-Square.
j. Standardized Canonical
Discriminant Function
Coefficient, menentukan variabel
mana yang akan masuk ke faktor
mana, dasar pemasukan variabel
dilihat pada besar korelasi
kanonikal, dengan korelasi
trbesar masuk ke faktor yang
bersangkutan.
k. Structure Matrix, menunjukkan
variabel yang paling
membedakan perilaku pembeli.
l. Functions At Group Centroid,
tabel ini mengelompokkan ke
tiga grup dalam function 1 atau
function 2
m. Casewise Statistics, tabel yang
berisi rincian tiap kasus,
penempatannya dalam model
diskriminan serta perbandingan
apakah penempatan (predicted)
telah sesuai dengan kenyataan.n. Classification Result,
menunjukkan angka ketepatan
prediksi dari model diskriminan.
Pada umumnya ketepatan di atas
50% di anggap memadai atau
valid.
SIMPULAN
1. Terdapat perbedaan perilaku yang
nyata antara konsumen yang sering
berbelanja dengan mereka yang
jarang berbelanja di PT. Gudang
Rabat Alfa Retailindo.
2. Variabel yang paling membedakan
perilaku kedua kelompok pembeli
tersebut adalah variabel harga dan
AC.
3. Variabel harga merupakan variabel
yang paling membedakan perilaku
konsumen ‘sering beli’ atau ‘jarang
beli’. Sedangkan variabel AC sebagai
pembeda perilaku konsumen
berikutnya.
4. Dari sepuluh variabel, delapan
variabel lainnya (lay out, lengkap,
musik, lampu, pelayanan karyawan,
pelayanan kasir, promosi dan image)
bukanlah variabel yang membedakan
perilaku kedua kelompok. Sikap
konsumen terhadap delapan atribut
tersebut relatif sama, jika kelompok
‘sering beli’ bersikap positif terhadap
lay out, maka kelompok ‘jarang beli’
juga bersikap positif, sehingga faktor
lay out tidak membuat konsumen
berbeda perilaku.
5. Model diskriminan yang ada ternyata
valid dan dapat digunakan, karena
tingkat ketepatannya 60,7% ( >50%)
dan mempunyai cross validation
60,7%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar